belajarsiswa di depan kelas melalui interaksi yang ada. Penggunaan metode ceramah interaktif efektif digunakan sebagai alternatif solusi untuk masalah keaktifan siswa dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Kata Kunci: ceramah interaktif; disiplin belajar; interaksi; keaktifan Pendahuluan sumber daya yang tersedia untuk mencapai

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Berceramah merupakan salah satu dari metode pembelajaran yang paling lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan belajar aktif? Karena terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan menghantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama pencerahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut ada beberapa pilihan untuk melakukan hal itu. Membangkitkan minat Paparkan kisah atau tayangan menarik Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi, atau kartun yang bisa menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan Anda ajarkan. Ajukan soal cerita Ajukan soal yang nantinya akan menjadi sajian dalam ceramah pembelajaran. Pertanyaan penguji Ajukan pertanyaan kepada siswa sekalipun baru sedikit memiliki pengetahuan mata pelajaran agar mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah Anda dalam rangka mendapatkan jawabannya. Melibatkan siswa selama penceramahanTantangan kecil Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan. Latihan yang memperjelas Selama menyajikan materi selingilah dengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang Anda sampaikan. Memperkuat apa yang telah disampaikan Soal penerapan Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pembelajaran. Tinjauan siswa Perintahkan siswa untuk meninjau isi dari penyampaian materi pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah siswa tes penilaian diri. * moheng, 24 September 2019 * Lihat Pendidikan Selengkapnya
2 Buatlah Struktur Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran online atau pembelajaran daring tentunya akan muncul rasa bosan bagi siswa dan kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sebagai Smart Teacher, sudah harus memikirkan masalah yang akan dihadapi yang mungkin nantinya akan muncul di kelas online Smart Teacher. Belajar keras demi nilai yang baik dan diterima di perguruan tinggi sering kali bikin lupa makan bahkan lupa tidur. Ternyata supaya nggak menyiksa diri sendiri, belajar nggak bisa sekedar mati-matian tapi harus efektif dan efisien. Yuk, cari tahu tentang cara belajar efektif dan efisien di artikel ini! Hai Sobat Zenius! Apa ya maksudnya belajar efektif dan efisien, bukan sekedar belajar keras saja? Jadi begini, Sobat. Semenjak kecil, pasti elo sering denger nasehat dari orang tua untuk bekerja keras supaya elo bisa meraih cita-cita, bukan? Kerja Keras Foto by Do Nhu Hal yang sama juga berlaku dengan belajar. Jika elo ingin mendapatkan nilai yang tinggi, ingin mendapatkan peringkat teratas, atau diterima di sekolah atau perguruan tinggi impian, makan belajar keras menjadi kuncinya. Kalau dilihat dari arti kata keras di KBBI, maka belajar keras itu identik dengan kegigihan dan kesungguhan hati. Pada realitanya, hal itu ditunjukan dengan lamanya waktu yang dihabiskan untuk belajar, dan pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan demi bisa menambah waktu untuk bisa membaca, menghafal, dan latihan soal. Tentu untuk meraih keberhasilan dalam studi, belajar dengan keras memang perlu. Seorang penulis dari Amerika William H. Armstrong pun juga pernah menulis buku yang berjudul Study is Hard Workโ€. Akan tetapi, arti kata keras juga membawa makna membahayakan nyawa, lho Sobat. Mungkin kata membahayakan nyawa terdengar terlalu dramatis, tetapi kenyataan nya memang benar, Sobat. Kurangnya waktu tidur karena belajar bisa mengurangi kualitas hidup elo. Sama seperti bekerja, menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yang buruk, dan sudah terbukti bahwa hal ini dipengaruhi oleh gangguan tidur Afonso, Fonsea, Pires, 2017. Selain buruk untuk kesehatan, sistem belajar keras yang salah juga tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama. Mungkin setelah beberapa hari melakukan hal tersebut, elo bisa mengalami yang namanya burnout atau sangat kelelahan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan tenaga. Belajar Keras Foto by Josefa nDiaz Lalu bagaimana caranya supaya elo bisa tetap belajar dengan gigih tanpa merusak kesehatan elo sendiri dan lebih bisa dilakukan dengan konsisten? Jawabannya adalah dengan cara belajar yang efektif dan efisien. Nah, di artikel kali ini, gue akan memberikan penjelasan nih terkait arti, hubungan, perbedaan efektif dan efisien, dan bagaimana cara belajar dengan menerapkan kedua kualitas tersebut. Yuk, lanjutin bacanya supaya elo bisa tahu cara-cara untuk belajar dengan lebih cerdas! Pengertian Efektif dan EfisienPerbedaan Efektif dan Efisien Serta Hubungannya3 Cara Belajar Efektif dan Efisien Pengertian Efektif dan Efisien Untuk memulai, ada baiknya nih kalau kita secara singkat mengenal dulu apa yang dimaksud dengan efektif dan efisien. Dalam KBBI, efektif memiliki arti suatu usaha yang dilakukan dapat membawa hasil atau efek yang berguna. Definisi yang hampir sama tentang efektifitas juga disampaikan oleh UNESCO. Menurut UNESCO, efektifitas merupakan hasil dari pengukuran tingkat pencapaian sebuah tujuan pendidikan atau persyaratan tertentu. Sedangkan, kata efisien dalam KBBI berarti tepat atau sesuai dalam mengerjakan sesuatu sehingga tidak membuang-buang waktu, tenaga, maupun biaya. Sehingga, efisiensi merupakan ukuran kualitas dan jumlah usaha yang dilakukan untuk tercapainya suatu tujuan Randeree & Ninan, 2011 Setelah mengerti arti dari efektif dan efisien sekarang kita cari tahu yuk, apa perbedaannya dan keuntungan menggabungkan kedua kualitas tersebut dalam belajar. Baca Juga Kenapa yah Belajar Kerasa Jadi Beban? Kesalahan Belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Kamu Mulai dari Sekarang Perbedaan Efektif dan Efisien Serta Hubungannya Efektif dan Efisien, walaupun mungkin terasa seperti sebuah satu kesatuan, namun keduanya merupakan hal yang berbeda, Sobat. Perbedaannya adalah ketika efektif berkaitan dengan cara yang dapat mencapai tujuan, efisien berkaitan dengan tingkat usaha yang dicurahkan. Nah, kalau elo ingin mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi tentang apa itu efektif dan efisien serta perbedaannya, Zenius juga punya video keren yang menjelaskan tentang hal ini nih. Elo bisa cek video dibawah ini ya. Video Efektif dan Efisien Figur Hubungan Efektif dan Efisien Di atas ini, elo bisa menemukan sebuah figur yang menggambarkan hubungan antara kualitas efektif dan efisien dalam sebuah perusahaan, Sobat. Hubungan langsung antara kedua kualitas ini dapat langsung elo lihat di kolom kiri-atas. Dari sana, kita bisa mengerti bahwa penggabungan dari kualitas efektif dan efisien dapat menghasilkan kesuksesan dengan biaya yang rendah, dan perusahaan tidak hanya dapat bertahan, namun juga berkembang. Kalau hal itu diterapkan dalam belajar, maka efektivitas berkaitan dengan kesuksesan elo dalam belajar. Hal ini dapat dicerminkan dari, nilai yang elo dapat, peringkat, atau pun tercapainya impian elo di terima di sekolah tertentu. Nah, kalau cara belajar elo sudah bisa membuat elo mencapai itu semua berarti cara belajar elo sudah efektif. Foto by Kyle Gregory Devaras Langkah selanjutnya adalah bagaimana supaya usaha yang diberikan dalam mencapai tujuan itu efisien atau tidak berlebihan hingga membahayakan diri elo sendiri. Kalau sudah menemukan takaran yang tepat, maka elo akan bisa berkembang. Tidak hanya memiliki kualitas belajar yang baik, namun juga tingkat pencapaian yang baik. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya supaya kita bisa belajar efektif dan efisien? Tenang, gue sudah siapkan 3 cara belajar efektif dan efisien yang pastinya mudah untuk dimengerti dan diterapkan. Yuk, kita mulai apa saja 3 cara tersebut! Setelah membaca tentang perbedaan dan hubungan efektif dan efisien, pasti elo sudah semakin memiliki gambaran tentang pentingnya kedua hal tersebut dalam belajar. Dengan begitu elo sudah siap untuk mengetahui apa saja 3 cara belajar efektif dan efisien yang ada di bawah ini. Buat Rencana Belajar Menurut panduan belajar dari Ghent University, Belgia, salah satu cara yang penting untuk meningkatkan efisiensi belajar adalah dengan membuat perencanaan yang matang. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam sebuah perencanaan belajar? Berikut adalah dua hal yang perlu elo persiapkan Pada jam berapa waktu paling produktif, kurang produktif, dan paling tidak produktifmu? Produktivitas Foto by Andreas Klassen Waktu yang kurang produktif adalah ketika energi dan performa sudah menurun tapi elo masih sanggup untuk tetap belajar walaupun kapasitasnya lebih sedikit. Yang terakhir, waktu dimana elo sudah tidak dapat melakukan kegiatan belajar lagi. Mungkin pada jam ini, elo sudah kehabisan energi atau cenderung akan melakukan hal lain untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai Pada waktu paling produktif itu lah waktu dimana elo perlu mempelajari materi atau mengerjakan tugas yang paling berat. Lalu, elo bisa meletakan pekerjaan yang lebih ringan di waktu yang kurang produktif. Sedangkan pada waktu tidak produktif, gunakanlah waktu ini untuk beristirahat dan bersantai. Dengan menerapkan pembagian waktu ini, elo akan mampu memanfaatkan waktu yang elo miliki dengan efisien tanpa ada kekhawatiran bahwa elo harus menggunakan seluruh waktu elo dalam sehari untuk belajar. Gangguan apa yang biasanya ada saat elo sedang belajar? Gangguan Belajar Foto by Nubelson Fernandes Hal yang kedua ini sangatlah penting untuk diperhatikan. Gangguan-gangguan seperti notifikasi HP, suara musik, atau hal lainnya dapat menghambat belajar elo sehingga belajar mu jadi tidak efektif dan efisien. Singkirkanlah gangguan-gangguan itu hingga waktu belajar elo selesai. Mereview Beberapa kali Biasanya kalau mau ujian, masih banyak sekali yang menerapkan SKS atau sistem kebut semalam. Hayo, elo juga nggak nih? Hehe. Foto by Victoria Heath Menurut penelitian Taraban, Maki, & Rynearson, 1999, ternyata dalam minggu-minggu menjelang ujian, siswa justru menghabiskan sedikit waktu lho untuk belajar. Baru setelah 2 hari atau 3 hari menjelang waktu ujian siswa baru mulai panik dan mati-matian belajar untuk ujian. Tentunya hal itu juga sudah terbukti tidak efektif dan efisien, Sobat. โ€œWaduh, kayaknya, gue sendiri juga sering nih merasa seperti ini.โ€ Gapapa, masih ada waktu untuk berubah kok. Nah, untuk menyiasati hal ini, elo bisa lho menerapkan metode 5 kali review ulang yang pernah gue bahas di artikel Kenapa Kita Sering Lupa? Yang perlu elo lakukan hanyalah meluangkan waktu mulai dari 10 menit saja disesuaikan dengan kebutuhan dalam sehari untuk mereview materi yang elo dapat di sekolah. Pengulangan pertama usahakan dalam kurun 24 jam, kedua dalam kurun satu minggu, ketiga tepat pada hari ke tujuh, keempat setelah satu bulan, dan kelima setelah beberapa bulan. Dengan melakukan pengulangan beberapa kali elo juga dapat memiliki ingatan yang lebih tajam terkait materi yang elo pelajari. Sehingga, nggak perlu lagi memforsir tenaga dan menghabiskan sebagian besar waktu elo sehari sebelum ujian. Latihan Soal Foto by Green Chameleon Mengerjakan latihan soal menjadi salah satu cara yang baik untuk mengukur keefektifan belajar elo. Dengan latihan soal elo juga dapat mengecek ingatan tentang materi yang sudah elo pelajari. Yang perlu elo lakukan setiap kali latihan soal adalah memastikan bahwa elo bisa menjawab soal yang sebelumnya elo nggak bisa Wade, Tavris, Garry, 2013. Dengan begitu latihan soal dapat benar-benar membantu elo mencapai tujuan elo dalam belajar. Sebelum ujian, elo juga perlu mengetes ulang pemahaman elo terkait sebuah materi. Kenapa? Karena menurut penelitian, siswa yang melakukan hal tersebut sekalipun materinya sudah terasa familiar dapat mengingat materi dua kali lebih baik dibandingkan yang tidak mengetes ulang Karpicke & Roediger, 2007 Penutup Nah, begitulah sharing gue kali ini tentang pengertian, perbedaan, dan hubungan efektif dan efisien, serta cara menerapkannya dalam belajar. Semoga informasi yang elo dapatkan kali ini dapat membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar elo supaya belajar tidak merugikan diri elo sendiri ya, Sobat. Sekian dari gue, see you in the next article! PidatoPersuasif Singkat 02. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba. Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional This study aims to determine the learning activities of students before and after using the lecture method plus discussion and assignment. The method used is Classroom Action Research CAR through II cycles and each cycle consist of planning, implementation, observation, and reflection, with the number of student 40 people in class IV MI Nurul Huda Sukasari Bandung Regency. Student learning activities before using the lecture method plus discussion and assignment obtained 45,06% not god, after using the lecture method plus discussion and assignment to get and increase in each cycle, in the first cycle it reached 61,40% good enough then the student learning activities increased in the cycle II became 92,21% very good. Thrus there is a significant increase after using the lecture method plus discussion and assignmenton the moral principles of the noble subject. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Available online at Al-Aulad Journal of Islamic Primary Education, 1 2, 2018, 65-76 65 METODE CERAMAH PLUS DISKUSI DAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Hana Maurin1, dan Sani Insan Muhamadi1 1Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Sunan Gunung Djati, Indonesia Naskah diterima tanggal 5 September 2018, direvisi tanggal 27 September 2018, diterbitkan tanggal 31 Oktober 2018 ABSTRACT This study aims to determine the learning activities of students before and after using the lecture method plus discussion and assignment. The method used is Classroom Action Research CAR through II cycles and each cycle consist of planning, implementation, observation, and reflection, with the number of student 40 people in class IV MI Nurul Huda Sukasari Bandung Regency. Student learning activities before using the lecture method plus discussion and assignment obtained 45,06% not god, after using the lecture method plus discussion and assignment to get and increase in each cycle, in the first cycle it reached 61,40% good enough then the student learning activities increased in the cycle II became 92,21% very good. Thrus there is a significant increase after using the lecture method plus discussion and assignmenton the moral principles of the noble subject. Keywoards islamic primary school, method of lecturing plus, student learning activities. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah proses menggunakan metode ceramah plus diskusi dan tugas. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas PTK dengan melalui II siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, dengan jumlah siswa 40 orang di kelas IV MI Nurul Huda Sukasari Kabupaten Bandung. Aktivitas belajar siswa sebelum menggunakan metode ceramah plus diskusi dan tugas memperoleh 45,06% tidak baik, setelah menggunakan metode ceramah plus diskusi dan tugas memperoleh peningkatan di setiap siklusnya, pada siklus I mencapai 61,40% cukup baik kemudian aktivitas belajar siswa meningkat pada siklus II menjadi 92,21% sangat baik. Dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan setelah menggunakan metode ceramah plus diskusi dan tugas pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji. Kata Kunci aktivitas belajar siswa, madrasah ibtidaiyah, metode ceramah plus. PENDAHULUAN Pendidikan menurut Langeveld adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak yang belum dewasa dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas tindakannya menurut pilihannya sendiri. Aisyah, dkk, 20134. Menurut Hamalik Suhada, 20157 pembelajaran adalah sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dari prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketika melaksanakan proses pembelajaran guru sering kali banyak menemukan berbagi masalah yang muncul baik itu tentang cara guru mengajar maupun dari siswanya itu sendiri. Masalah yang terjadi bisa dari faktor mengajar dalam penggunaan metode atau cara pembelajaran guru dalam menyampaikan materi-materi terhadap pembelajaran tersebut. Proses belajar anak tidak hanya mendengarkan saja, tetapi suatu kegiatan untuk menghasilkan pemahaman yang utuh. Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 66 Berdasarkan hasil studi pendahuluan di MI Nurul Huda Sukasari, ditemukan dalam kegiatan pembelajaran guru hanya berpusat pada buku yang ada serta tidak menggunakan pendukung lainnya seperti media atau sumber lain. Peserta didik kurang aktif, kemandirian serta interaksi peserta didik dalam proses pembelajaran tidak tampak sehingga peserta didik cenderung pasif dan tidak komunikatif. Sebagian siswa bercanda, malas-malasan, tidak memperhatikan, ngobrol dengan teman sebangkunya, dan ada beberapa siswa juga yang mengantuk ketika proses belajar mengajar berlangsung. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menangani permasalahan seperti yang diuraikan tersebut, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, salah satunya metode pembelajaran ceramah plus diskusi dan tugas. Metode ceramah plus diskusi dan tugas adalah metode mengajar, yaitu Metode ceramah gabungan dengan metode lainnya. Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutannya Trianto, 2010135. Adapun kelebihan dan kekurangan metode ceramah plus dalam pembelajaran menurut Arliny 201212 yaitu sebagai berikut. 1. Kelebihan a. Kelas lebih aktif karena anak tidak hanya mendengarkan saja. b. Dengan metode ceramah plus ini guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, sehingga dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. c. Metode ini dianggap sangat efektif apabila materi yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki terbatas. d. Metode ceramah plus ini bisa digunakan untuk jumlah dan ukuran kelas yang besar. e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh peserta didik. 2. Kekurangan a. Dengan adanya tanya jawab kadang-kadang menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga memunculkan persoalan baru. b. Memerlukan waktu yang banyak. c. Metode ini bisa menjadi ceramah murni jika seorang guru tidak cermat dalam penggunaan metode ini. Aktivitas merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi antara guru dengan siswa. Aktivitas tersebut menimbulkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada prestasi Sardiman, 201045. Menurut Iskandar dalam Sardiman, 2011101 aktivitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan proses pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa aktivitas adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah selama proses pembelajaran berlangsung, serta yang mendukung kegiatan lainnya yang melibatkan fisik dan mental secara bersama-sama. Menurut Iskandar yang dikutip dari Arikunto 2010 aktivitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan proses pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Paul D. Dierich Yuliani, 20159 indikator yang menyatakan aktvitas siswa dalam proses belajar mengajar terdiri dari Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 67 a. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin. e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, dan peta diagram. f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup. Semua kegiatan tersebut merupakan aktivitas siswa, siswa diharapkan berperan aktif dalam mencari suatu informasi guna memecahkan suatu permasalahan. Selain itu ada juga faktor-faktor yang memengaruhi aktivitas belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut 1. Faktor dari dalam diri individu internal, meliputi a. faktor jasmani; b. faktor psikologis. 2. Faktor dari luar diri individu eksternal, meliputi a. faktor keluarga; b. faktor antara hubungan keluarga; c. suasana rumah; d. keadaan ekonomi keluarga. 3. Faktor sekolah, meliputi a. faktor kurikulum; b. faktor gedung; c. waktu sekolah; d. alat pembelajaran; e. metode pembelajaran; f. hubungan antara guru dengan siswa; g. hubungan antara siswa dengan siswa. 4. Faktor masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap belajar anak. Jika siswa berada di lingkungan yang baik yaitu berada disekitar orangโ€“orang terpelajar, berbudi pekerti baik, akan berpengaruh baik bagi siswa. Dengan semikian, akan menjadi pendorong untuk belajar, serta dapat mendorong motivasi. Tetapi, jika seorang siswa berada di lingkungan yang tidak baik seperti berada di sekitar orang-orang yang tidak terpelajar, malas, berbuat kebiasaan yang tidak baik, seperti berjudi dan mengonsumsi narkoba, maka bisa berpengaruh tidak baik kepada anak. Akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Pembelajaran akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt. dan merealisasikan perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Alquran dan Hadist melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 68 pengalaman Haq, 201211. Adapun salah satu materi pembelajaran akidah akhlak di MI kelas IV yaitu mengenai pokok bahasan akhlak terpuji, yaitu sifat wajib yang dimiliki Nabi dan Rasul, yaitu sifat sidiq, amanah, fathanah dan tabligh. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan metode ceramah plus diskusi dan tugas diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji di kelas IV MI Nurul Huda Sukasari Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Adapun hasil penelitian yang relevan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Mardani 201787 yang berjudul โ€œPenerapan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pokok Bahasan Indahnya Berperilaku Terpujiโ€œ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat menjadi lebih baik pada setiap siklus, yakni pada siklus 1 diperoleh rata-rata 58,1 % sedang, siklus II diperoleh rata-rata 78,77% baik, dan siklus III diperoleh rata-rata 86,27% sangat baik 2. Penelitian yang dilakukan oleh Junierissa 2016 yang berjudul โ€œPengaruh Penerapan Metode Ceramah Plus dengan Metode Resitasi Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Riau Kepulauan Batamโ€. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui metode pengajaran ceramah plus dan metode pengajaran resitasi. Penelitian ini menunjukkan pentingnya melaksanakan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. 3. Penelitian yang di lakukan oleh Erlita 2012 yang berjudul โ€œPengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas CPDT terhadap Sikap Remaja Putri di SMPN 29 Surabayaโ€. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eerlita tersebut bahwa terdapat pengaruh positif terhadap sikap remaja putri tentang pencegahan keputihan dengan menggunakan metode CPDT. 4. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yuliani 2015 yang berjudul โ€œPenerapan Metode Peta Konsep untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi di kelas Vโ€. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diperoleh data bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang baik dengan persentase pra siklus yaitu 51 % cukup, siklus I yaitu 76,2 % baik, dan siklus II yaitu 96,8% sangat baik. 5. Penelitian yang dilakukan Sudana 2017 yang berjudul โ€œUpaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Pokok Kisah Khalifah Abu Bakar Ra Melalui Penerapan Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Blumbang Kecamatan Tawangmangu Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017โ€. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I diperoleh hasil yang kurang/tidak tuntas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menerapkan metode ceramah plus dan diskusi. Kemudian peneliti menerapkan metode tersebut di siklus II dengan memanfaatkan media video cerita sahabat Kholifah Abu Bakar as Shiddiq Ra. Peningkatan hasil belajar siklus I adalah 44% dan siklus II adalah 89%. Peningkatan nilai rata-rata 69,4% dan pada siklus II adalah 81,1%. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah penerapan metode ceramah plus diskusi dan tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran PAI materi pokok kisah sahabat Kholifah Abu Bakar as Shiddiq Ra. Metode yang peneliti lakukan ini berbeda dengan yang sebelumnya, yaitu untuk peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik serta untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi guru yang khususnya bagi peneliti itu sendiri. Adapun manfaat bagi lembaga yaitu dengan adanya Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 69 kegiatan yang dilakukan serta hasil yang diberikan dapat membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang nampak pada peningkatan aktivitas belajar. Dengan demikian ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai, yaitu peningkatan aktivitas belajar siswa. Dengan meningkatkan keberhasilan siswa berarti meningkatkan mutu bagi sekolah tersebut, serta memberikan banyak pengalaman dalam menghadapi dan mengatasi segala permasalahan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran dikelas Arikunto, 201058. Salahudin 201524 menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan bentuk reflektif berupa tindakan tertentu agar dapat memperbaiki praktik pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien serta profesional. Desain penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini menurut Hopkins dalam Arikunto 200916 bahwa PTK terdiri dari empat tahap, yaitu 1 perencanaan planning, 2 tindakan acting, 3 pengamatan oberving, dan 4 refleksi reflecting. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Model Arikunto Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus yang saling berkaitan, untuk lebih jelasnya berikut rincian siklus yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada siklus I tindakan yang dilakukan yaitu 1. Tahap perencanaan planning Rencana pelaksanaaan PTK mencakup beberapa kegiatan berikut a. merencanakan pembelajaran, b. mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, c. mempersiapkan sumber pembelajaran, d. mempersiapkan format observasi pembelajaran. Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 70 2. Tahap pelaksanaan acting Pada tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Tahap pengamatan observing Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan aktivitas siswa. 4. Refleksi reflecting Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Apabila kegiatan tidak tercapai maka akan dilakukan siklus selanjutnya. Pada siklus II tindakan yang dilakukan adalah 1. Tahap perencanaan planning Rencana pelaksanaan PTK mencakup beberapa kegiatan berikut a. penentuan alternatif pemecahan masalah, b. mempersiapkan skenario pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk pelaksanaan pembelajaran ke dua. 2. Tahap Pelaksanaan Acting Tindakan PTK pada siklus II berupa pelaksanaan pembelajaran kedua sesuai skenario pembelajaran. 3. Tahap Pengamatan Observing Melihat perkembangan pembelajaran dan membandingkannya dengan pembelajaran sebelumnya. 4. Tahap Refleksi Reflecting Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi siklus II adalah melihat ketercapaian pembelajaran, dan melihat perubahan belajar siswa. Adapun penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Sukasari Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Pemilihan tempat penelitian didasarkan karena masih rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas IV. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai dengan selesai, yaitu pada semester genap yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang peneliti gunakan. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang digunakan dapat bersifat kuantitatif Salahudin, 201520. Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas data objek yang diteliti, meliputi observasi dan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau bilangan. Adapun data kuantitatif ini didapatkan dari hasil belajar baik itu pada pra siklus, siklus I, maupun siklus II di kelas IV MI Nurul Huda Sukasari pada mata pelajaran akidah akhlak. Sumber data menurut Mahmud 2011152 terbagi kedalam dua bagian, yaitu a. Sumber Data Primer Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 71 Sumber data primer adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan dari subjek penelitian yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu data yang diperoleh dari data kelas IV MI Nurul Huda Sukasari yang berjumlah 40 orang, yaitu 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang menunjang data pokok, yaitu guru atau wali kelas yang diajak berkerja sama berkolaborasi sebagai observer dalam penelitian tindakan kelas dengan melakukan kegiatan observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Adapum untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan lembar observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. 1. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat menilai atau mengukur proses dan hasil belajar Hayati, 201377. Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode ceramah plus diskusi dan tugas pada mata pelajaran akidah akhlak dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat berdasarkan indikator-indikator yang akan diobservasikan. 2. Wawancara Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2013231 wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan keterangan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diperlukannya untuk tujuan tertentu, dari seorang guru, kepala sekolah, dan pihak lain dengan cara tanya jawab, yaitu mengenai kegiatan aktivitas belajar siswa, kondisi objektif sekolah dan lain sebagainya. 3. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Menurut Sugiyono 2013240 studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan life histories, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis observasi aktivitas guru dan siswa dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut a. Menghitung jumlah skor aktivitas siswa yang telah diperoleh Skor = ๎ญŽ๎ญณ๎ญซ๎ญช๎ญŸ๎ญฆ๎€ƒ๎ญ…๎ญฉ๎ญฒ๎ญง๎ญด๎ญง๎ญฒ๎ญŸ๎ญฑ๎€ƒ๎ญ˜๎ญง๎ญŸ๎ญฎ๎€ƒ๎ญ—๎ญง๎ญฑ๎ญต๎ญŸ๎ญ—๎ญฉ๎ญญ๎ญฐ๎€ƒ๎ญ๎ญข๎ญฃ๎ญŸ๎ญช x 100% b. Menghitung nilai rata-rata dari aktivitas siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut ๎œบ๎€ƒ ๎ตŒ ๏Ž‚๎ฏ‘๎ฏ‡ Keterangan X = Rata-rata nilai seluruh aktivitas siswa Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 72 ฦฉx = jumlah seluruh nilai siswa N = Jumlah seluruh siswa c. Mengubah skor yang diperoleh menjadi nilai persentase dengan rumus ๎œฒ๎๎Ž๎๎๎Š๎๎œฝ๎๎ ๎ตŒ ๎œด๎œฝ๎๎œฝ ๎ต† ๎Ž๎œฝ๎๎œฝ๎€ƒ๎œฃ๎‡๎๎…๎’๎…๎๎œฝ๎๎€ƒ๎œต๎…๎๎“๎œฝ๎œฌ๎‘๎‰๎ˆ๎œฝ๎„๎€ƒ๎œฐ๎‹๎€ƒ๎œซ๎๎๎‰๎€ƒ๎”๎€ƒ๎œต๎‡๎‹๎Ž๎€ƒ๎œฏ๎œฝ๎‡๎๎…๎‰๎œฝ๎ˆ ๎€ƒ๎”๎€ƒ๎ณ๎ฒ๎ฒ๎Žจ Rumus Aktivitas Guru ๎œฃ๎‡๎๎…๎’๎…๎๎œฝ๎๎€ƒ๎œฉ๎‘๎Ž๎‘๎€ƒ๎๎๎ˆ๎œฝ๎‰๎œฝ๎€ƒ๎œญ๎œค๎œฏ ๎ตŒ ๎†๎‘๎‰๎ˆ๎œฝ๎„๎€ƒ๎œฃ๎‡๎๎…๎’๎…๎๎œฝ๎๎€ƒ๎œฉ๎‘๎Ž๎‘๎€ƒ๎œฌ๎‘๎‰๎ˆ๎œฝ๎„๎€ƒ๎œซ๎๎๎‰ ๎€ƒ๎”๎€ƒ๎ณ๎ฒ๎ฒ๎Žจ Adapun untuk menghitung Hasil observasi aktivitas siswa dan guru yang terdiri dari dua tindakan pada setiap siklus digunakan rumus ๎ตŒ๎œช๎œฝ๎๎…๎ˆ๎€ƒ๎œฑ๎œพ๎๎๎Ž๎’๎œฝ๎๎…๎€ƒ๎œถ๎…๎Š๎€๎œฝ๎‡๎œฝ๎Š๎€ƒ๎ณ ๎ต… ๎œช๎œฝ๎๎…๎ˆ๎€ƒ๎œฑ๎œพ๎๎๎Ž๎’๎œฝ๎๎…๎€ƒ๎œถ๎…๎Š๎€๎œฝ๎‡๎œฝ๎Š๎€ƒ๎ด๎ด๎€ƒ Tabel 1. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa Sumber Purwanto 2012, dalam Yuliani,201523 HASIL DAN DISKUSI a. Aktivitas Belajar Siswa dan Guru Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa sebelum menggunakan metode ceramah plus diskusi dan tugas, diperoleh presentase 45,06% dengan kategori 85% yang berarti sangat baik atau dilihat dari kategori presentase sangat aktif. Gambar 8. Grafik Persentase Aktivitas Siswa KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji melalui metode ceramah plus diskusi dan tugas yang dilaksanakan di MI Nurul Huda Sukasari Kelas IV Kabupaten Bandung. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji sebelum diterapkan metode ceramah plus diskusi dan tugas belum terlaksana dengan baik sebagaimana yang diharapkan. Hal itu bisa dilihat pada situasi kelas yang tidak kondusif, gaduh, serta masih banyak siswa yang tidak mau diam ke sana ke mari, sehingga nilai aktivitas belajar siswa hanya memperoleh 45,06% dinyatakan โ€œtidak baikโ€ dengan rata-rata 33,8. Proses penerapan metode ceramah plus diskusi dan tugas pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji pada siklus I belum terlaksana dengan baik sebagaimana diharapkan, karena masih ada beberapa langkah-langkah pembelajaran yang belum terlaksana secara baik, tetapi sudah ada peningkatan semula 61,40% cukup baik, jika dilihat dari kriteria keterlaksanaan aktivitas belajar siswa 80 sangat aktif. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji sesudah diterapkan metode ceramah plus diskusi dan tugas pada akhir siklus aktivitas belajar siswa mengalami perubahan yang sangat bagus, siswa memperoleh nilai 92,21%, dari data tersebut dapat dilihat peningkatan aktivitas yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa metode ceramah plus diskusi dan tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi akhlak terpuji. Berdasarkan hasil penelitian yang meliputi aktivitas belajar siswa pada pra-siklus dan aktivitas siswa dan guru pada setiap siklus dalam materi akhlak terpuji. Ada beberapa saran dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa, yaitu guru sebaiknya menciptakan suasana yang menyenangkan dan guru sebaiknya menciptakan fasilitator yang memegang peranan penting dalam memilih metode pembelajaran agar proses pembelajaran lebih kondusif sehingga siswa memperoleh hasil yang baik. Metode ceramah plus diskusi dan tugas merupakan metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. 0%20%40%60%80%100%PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II45,06% 61,40%92,21% Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa 76 DAFTAR PUSTAKA Aisyah, A. & Rohaniawati, D. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung Alfabeta. Arikunto, S. dkk 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT Bumi Aksara. Hayati, T. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung CV. Insan Mandiri. Kusuma R, Erlita. 2012. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah plus diskusi dan tugas CPDT terhadap sikap remaja putri di SMPN 29 Surabaya. Retrieved From Mahmud 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung CV Pustaka Setia Mardiani, Anis Sani, 2017. Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pokok Bahasan Indahnya Berperilaku Terpuji. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Marpaung, Junierissa 2016. Pengaruh Penerapan Metode Ceramah plus dengan Metode Resitasi Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Riau Kepulauan Batam. Retrieved From http//www. Nurul Haq, Dadan dan Hasbiyallah. 2012. Pendidikan Akidah Akhlak. Bandung Fajar Media. Salahudin, Anas. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung Pustaka Setia. Sardiman, 2010. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada. Sudana. 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Pokok Kisah Khalifah Abu Bakar Ra Melalui Penerapan Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Blumbang Kecamatan Tawangmangu Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Retrieved From Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung Alfabeta. Suhada, Idad. 2017. Konsep Dasar IPS. Bandung CV Insan Mandiri. Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta PT. Prestasi Pustakaraya. Yuliani. 2015. Penerapan Metode Peta Konsep untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi. Uin Sunan Gunung Djati Bandung. . ... In the learning process, educators use lecture methods, constructivism, paikem, group discussions, assignments individual/group, presentations, and practice, as well as the lack of learning media in the Multicultural Studies Course in the Hindu Religious Education Study Program. Teachers only use power points when delivering learning material to students, so it is deemed necessary to have learning media for the efficiency and effectiveness of the learning process to achieve learning objectives Maurin et al., 2018;Rikawati et al., 2020. Today many people develop new media and sources in the learning process. ...The obstacle in lecture class learning is the difficulty of understanding the learning of the courses. So the right learning media is needed to overcome these problems. This study aims to develop learning media for short films based on the local wisdom of Sanghyang Dedari to improve student character in multicultural studies courses. This type of research is a research and development RnD method with a 4-D model design. The sample of this study was determined using a proportional random sampling technique so that a sample of 22 people was obtained. The research instrument used in this product trial was a questionnaireโ€”data analysis techniques using quantitative and qualitative analysis. The pre-test results obtained the lowest score of 56 and the highest score of 77. Post-test results are the lowest score of 80 and the highest score of 92. The effectiveness test results show a significant difference seen from the significance number between the pre-test and post-test scores with a significance value 2-tailed p equal to less Based on the results of Paired Sample T-Test testing shows that there is a significant difference between the results of character improvement in pre-test data and post-test data, so from these results, it can also be concluded that through the short film learning media method based on local wisdom Sanghyang Dedari can improve the results of improving student character in multicultural studies courses.... Syahraini Tambak 2014 menjelaskan ceramah ialah proses komunikasi sehala atau dua hala yang disampaikan oleh seseorang untuk menjelaskan atau memberi informasi tertentu kepada sekelompok orang sebagai pendengar. Menurut Hana Maurin 2018, aktiviti ceramah merupakan suatu kegiatan yang membolehkan fahaman agama meresap ke hati, bergerak daripada suatu fikiran yang lain, berpindah daripada satu generasi yang mengikut masa, dari satu negeri kepada satu negeri yang lain mengikut tempat. Ceramah yang berkesan kepada pendengar ialah kemampuan penceramah yang memiliki arah tujuan dan sasaran yang jelas, penjelasan yang berfakta terkini dan rasional. ...Islam menitikberatkan kemaslahatan manusia sejagat. Justeru, modal insan yang dihasilkan perlu mempunyai kekuatan rohani dan akhlak, mengamalkan nilai-nilai murni dalam kehidupan seharian, serta mampu berfikir dan bertindak dengan bijak, mempunyai kemahuan yang kuat dan bermotivasi untuk belajar. Selain itu, isu-isu lain yang berkaitan dengan aspek pembangunan insan yang berlaku dalam dunia hari ini perlu diberikan perhatian serius. Naskhah ilmiah ini merupakan himpunan percambahan idea-idea sahih ahli akademik dalam usaha menambah korpus penerbitan dalam bidang dakwah dan usuluddin. Diharapkan dengan terbitnya buku digital ini, pembaca dan pengkaji dalam bidang dakwah dan usuluddin khususnya dan bidang pengajian Islam amnya dapat menjadikannya sebagai bahan bacaan dan rujukan kajian yang akan dijalankan.... Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran yang monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Suasana belajar di dalam kelas yang kurang kondusif serta penataan sumber belajar dan sarana mediapembelajaran bersifat konkrit kurang mendukung, menimbulkan minimnya interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, teman, maupun media yang disajikan Maurin & Muhamadi, 2018;Rikawati & Sitinjak, 2020. ...Ni Luh SomertiniMata pelajaran pendidikan agama Hindu merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. Agama Hindu dianggap sulit dan banyak istilah-istilah yang harus dihafalkan, juga banyak materi yang rumit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar dalam pembelajaran pendidikan agama Hindu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang melibatkan siswa kelas IV yang berjumlah 27 orang siswa. Penelitian ini data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes hasil belajar, metode analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan terjadi perbedaan hasil belajar antara siklus I jumlah 2010, rata-rata 74, daya serap 74%, ketuntasan belajar 70% dan siklus II jumlah 2300, rata-rata 85, daya serap 85%, ketuntasan belajar 89%. Terjadi peningkatan hasil belajar antara siklus I dan Siklus II, menunjukan kenaikan rata-rata daya serap 11% dan pada ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 19%. Kesimpulan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar pada siswa kelas IV SD dapat meningkatkan hasil belajar Agama Hindu. Impikasi penelitian ini adalah diharapkan dalam proses pembelajaran guru mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa sehingga tercipta proses pembelajaran yang inovatif dan bermakna.... permasalahan juga muncul saat mengikuti pelatihan yang cenderung satu arah oleh pemateri atau menggunakan metode ceramah tanpa adanya praktek lansung. Terlebih lagi hasil dari Bimbingan Teknis Program Sekolah Penggerak dianggap belum merata Maurin & Muhamadi, 2018. ...Muhammad RizalNajmuddin NajmuddinMuhammad IqbalElfiadi ElfiadiSekolah Penggerak merupakan program yang berfokus pada pengembangan hasil belajar dan karakter siswa yang menghasilkan profil pelajar pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi dan upaya guru PAUD dalam mengimplementasikan profil pelajar pancasila pada sekolah penggerak. Penelitian ini dilakukan pada tiga sekolah penggerak di Kabupaten Biruen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknis metode triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan para guru PAUD pada sekolah penggerak masih terkedala dalam hal penyusunan modul ajar dan modul projek profil pelajar pancasila. Berbagai upaya sudah dilakukan dalam meningkatkan kompetensi guru PAUD pada sekolah penggerak, yakni melalui pelaksanaan In House Training, lokakarya kepala sekolah dan guru komite pembelajaran, forum Pokja Manajemen Operasional level Sekolah Penggerak... Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan, diketahui metode berceramah mendapatkan presentase terendah dibanding dengan metode lainnya. Pembelajaran ceramah dapat meningkatkan aktivitas belajar, namun metode ceramah ini juga harus dibarengi dengan adanya kegiatan diskusi dan memberikan tugas sehingga diperoleh pemaknaan terhadap sebuah topik yang dibicarakan Maurin & Muhamadi, 2018. Berdasarkan metode berceramah, menunjukkan bahwa responden menjawab setuju cukup, dengan rerata persentase 58,6 %. ... Mutiara MagtaSinta Dewi Ni PutuKekerasan seksual pada anak masih menjadi masalah yang krusial saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi strategi apa yang digunakan orang tua dalam memberikan pendidikan seksual pada anak. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk memetakkan hasil survei dari penggunaan masing-masing metode bagian dari strategi pendidikan seksual anak di rumah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak TK usia 4-6 tahun di Bali. Adapun pemilihan sampel penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling, dengan total 224 orang tua dengan mempertimbangkan kejenuhan data yang dihasilkan. Jenis angket yang digunakan adalah semi terbuka, yaitu perpaduan antara angket tertutup. Pada kuesioner tertutup, alternative jawaban sudah ditentukan oleh peneliti. Hasil penelitian disajikan dalam deskriptif kuantitatif bahwa persentase strategi orangtua dalam memberikan pendidikan seksual pada anak di rumah yang menggunakan metode bercerita mempunyai rerata sebesar 63,38%, menggunakan metode bermain drama 67,975%, menggunakan metode ceramah 59 %, dan menggunakan metode demonstrasi 60,25%. Kesimpulannya metode bermain drama 68 % merupakan metode yang paling banyak disetujui orangtua di Bali dalam upaya memberikan stimulasi pendidikan seksual oleh orang tua pada anak di rumah.... Perlu adanya kolaborasi metode ceramah dengan metode lainnya sesuai materi yang akan disampaikan, sehingga tidak menjadi ceramah murni. Kekurangan lainnya adalah memakan waktu yang banyak, sehingga bila tidak menarik akan membuat cepat bosan peserta didik Maurin & Muhamadi, 2018. Berikut hasil dalam bentuk nilai terhadap pengamatan guru ...Muhammad Fajar Hidayatp> Penelitian ini bertujuan untuk; a Mendeskripsikan pembelajaran Akhlak dalam materi โ€œSekelumit Akhlak Nabiโ€ menggunakan metode pembelajaran Jigsaw kelas 8 SMP IBS Al Hamra, b Mengetahui antusias siswa dalam pembelajaran Akhlak materi โ€œSekelumit Akhlak Nabiโ€ menggunakan metode Jigsaw, c Mengetahui kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran Akhlak materi โ€œSekelumit Akhlak Nabiโ€ menggunakan metode Jigsaw. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian menggunakan studi kasus. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dari penelitian ini adalah guru mata pelajaran Akhlak dan beberapa siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran di hari tersebut. Peneliti membandingkan proses pengamatan pertama yakni pembelajaran Akhlak tanpa menggunakan metode Jigsaw, pengamatan kedua yakni pembelajaran menggunakan metode Jigssaw menunjukkan bahwa; a Pembelajaran Akhlak dalam materi โ€œSekelumit Akhlak Nabiโ€ menggunakan metode pembelajaran Jigsaw kelas 8 SMP IBS Al Hamra berjalan lancar, b Antusias siswa meningkat dalam pembelajaran dengan menggunakan metodo Jigsaw, c Siswa lebih percaya diri dalam pembelajaran seperti berdiskusi, menyampaikan materi depan kelas dan bertanya
ContohPidato Tentang Pendidikan 1. Yth. Bapak/Ibu (berisi nama pejabat, orang yang dituakan atau dihormati) Yth. Para hadirin yang berbahagia. Puji syukur kepada Allah SWT, pada hari ini kita diberikan rahmat dan karuania-Nya sehingga kita bisa berkumpul pada kesempatan yang baik ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Bagaimanakah mandu mengajar agar lebih efektif dengan metode ceramah? Sigit Setyawan internal anak kunci anggitannya Nyalakan Kelasmu 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya 2013 menjelaskan, kuliah adalah metode paling sumber akar dan umum digunakan maka dari itu guru. Orasi maupun lecture merupakan salah satu metode mengajar di dalam papan bawah nan dilakukan oleh hawa. Sebagai sebuah metode, ceramah dapat efektif tetapi kembali boleh berjalan lain efektif. Keadaan ini tergantung lega cara suhu dalam menyampaikan pengajaran dengan ceramah tersebut. Berjalan efektif atau enggak, situasi ini mengandung pengertian bahwa metode ceramah bukan copot berpunca berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Pertanyannya, bagaimanakah pendirian mengajar agar lebih efektif dengan metode ceramah? Sigit Setyawan dalam sosi anggitannya Nyalakan Kelasmu 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya 2013 menjelaskan, syarah adalah metode paling asal dan umum digunakan oleh temperatur. Hanya demikian, banyak guru nan luput kenapa dalam ceramahnya, banyak murid yang merasa bosan bahkan mengantuk di dalam kelas. Perlu diketahui, ceramah seringkali dilakukan dengan buruk bahkan oleh guru yang sudah berpengalaman sekalipun. Kuliah yang monoton dan membosankan terjadi ketika hawa terlalu lama berbicara sehingga konsentrasi para pelajar hilang. Keadaan ini memaui para master agar lebih interaktif meskipun dengan menunggangi metode pidato. Interaktif di sini bisa diartikan bahwa materi yang disampaikan suhu bisa menyentuh emosi para pesuluh. Di sinilah noktah penting di mana membilai sebuah cerita, humor, dan lain sebagainya perlu dilakukan agar kuliah bukan membosankan untuk petatar. Masih menjawab tanya di atas, untuk membentuk pidato efektif, temperatur perlu mengecap faktor teknis dan nonteknis. Faktor teknis bisa mencaplok piutang dan intonasi suara guru ketika sedang memunculkan materi tutorial dengan metode pidato. Guru harus mengelola intonasi dan volume sebaiknya murid bersumber ujung ke ujung bisa mendengar suara master dengan jelas. Faktor intonasi pula sangat penting diperhatikan makanya temperatur. Intonasi adalah naik turunnya musik suara. Suara yang terdengar datar-datar hanya mengakibatkan kemonotonan sehingga mudah membuat para pelajar mengantuk. Hal ini perlu dihindari dan dievaluasi oleh master sendiri demi tejadinya proses membiasakan nan segak dan ki menenangkan amarah bagi petatar sehingga tingkat keterserapan materi pelajaran bisa dilakukan dengan baik oleh siswa. Selain faktor teknis, kerumahtanggaan orasi master juga perlu memperhatikan faktor nonteknis. Faktor ini mesti diperhatikan karena terkait dengan tingkat kesiapan membiasakan siswa di kelas. Misal detik jam pelajaran memasuki musim siang, di mana tingkat cambuk belajar murid sedikit menurun karena faktor besing maupun runyam surya yang cukup menyengat. Di titik ini guru harus kreatif menciptakan kesegaran untuk siswa walau dengan metode lektur. Faktor nonteknis lain adalah ketika murid telah usai menjalankan ujian atau tes lega indra penglihatan pelajaran sebelumnya ataupun siswa akan menjalani validasi pada mata pelajaran lebih lanjut. Di sini tentu sentralisasi siswa menjadi lain. Sehingga guru harus perhatian betul jika ingin materi yang disampaikannya sekali lagi mendapat serapan dari para siswa. Para siswa cenderung penasaran dengan testing atau tes nan sudah lalu dijalaninya sehingga kerapkali mereka terus membahasnya tiada henti. Di titik nonteknis inilah terserah baiknya temperatur memberikan interval waktu sejurus agar para murid mempersiapkan diri bagi menyepakati pelajaran. Sebelum memulai lektur, guru bisa menyasarkan konsentrasi siswa dengan cerita-cerita menyentak. Cerita-cerita tersebut tentu ada baiknya yang tersapu langsung dengan pelajaran atau materi yang akan disampaikannya. Dengan demikian, faktor nonteknis tersebut bisa dengan sendirinya tereduksi berpangkal memori para siswa sehingga proses belajar efektif bisa terwujud. Meskipun dengan metode ceramah, guru bisa membentuk proses sparing interkatif di dalam papan bawah. Oleh karena itu, hawa boleh memanfaatkan bermacam rupa media penelaahan sama dengan menunggangi laptop atau komputer bagi menampilkan penyampaian nan telah disusun kerumahtanggaan bagan power point. Dalam sesi ini, guru juga bisa mencadangkan bermacam-macam film ataupun video dan lainnya untuk membukit kiat tarik ceramah. Guru pun dapat memanfaatkan alat peraga seperti patung anak adam nan menerangkan berbagai organ tubuh di momen menerimakan materi akan halnya fungsi organ fisik manusia. Cara tak, hawa membuat catatan tertulis yang dibagikan kepada para pesuluh terkait materi yang harus dipahami sehingga ceramah mendapatkan fokus kepada diri para peserta. Selain itu, temperatur sekali lagi bisa mengombinasikan beragam metode intern sebuah ceramah. Hal ini agar terjadi proses belajar yang aktif dan interaktif sehingga pamrih kuliah materi dapat tersampaikan dengan baik. Setelah penyampaian materi tutorial dengan ceramah telah selesai, master wajib mengadakan evaluasi, apakah materi yang disampaiknnya terserap dengan baik atau tidak. Di sini hawa dapat memanfaatkan sesi wawanrembuk maupun dengan mengadakan kuis kerjakan para peserta bagi memperoleh timbal genyot feedback. Fathoni Ahmad
Lantasbagaimana cara belajar yang benar dan efektif? Berdasarkan pada penelitian-penelitian ilmiah oleh para ahli Neurosains, berikut 13 cara belajar efektif dan efisien. Tak hanya sebagai cara belajar efektif bagi remaja, namun juga semua umur; 1) Spaced Repetition atau Pengulangan Berkala Gambar ilustrasi belajar (detik.com)
ArticlePDF AvailableAbstractp>Karakter siswa yang selfcentered dan serba instan mempengaruhi disiplin belajar dan respon mereka selama pembelajaran. Siswa menjadi tidak aktif dan tujuan pembelajaran belum bisa tercapai dengan efektif. Maka dari itu, guru mengupayakan metode yang meningkatkan keaktifan siswa agar siswa dapat memahami pembelajaran. Metode tersebut adalah metode ceramah interaktif yang di dalamnya terdapat kombinasi dari metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, artikel ini bertujuan untuk mengkaji tentang penggunaan metode ceramah interaktif sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa. Pemaparan metode ceramah interaktif dapat memberikan gambaran tentang bagaimana tahap-tahap dalam metode ini dan interaksi yang terjadi di dalamnya dapat memenuhi indikator keaktifan belajar berupa semangat mengikuti pembelajaran, berani bertanya, berani menjawab pertanyaan, dan berani mempresentasikan hasil belajar siswa di depan kelas melalui interaksi yang ada. Penggunaan metode ceramah interaktif efektif digunakan sebagai alternatif solusi untuk masalah keaktifan siswa dan mendukung pencapaian tujuan Human Resource Management, workers from the millennial generation, including those working as lecturers in Indonesia, are often studied with regard to their low level of organizational commitment. Millennial lecturers are often faced with various challenges that can trigger them to decide to quit their jobs and leave the college. This research aimed to discover the factors influencing millennial lecturersโ€™ organizational commitment. The instruments used were the Organizational Commitยญment Scale, Job Satisfaction Survey, and Professional Commitment Scale. The respondents were 123 lecturers from 10 universities in Padang, Jakarta, and Bali, who were selected using purposive sampling technique. The analysis method used was a multiple regression analysis. The research findings showed that job satisfaction and professional commitment, to be exact, their satisfaction with supervisors, professional commitment continuance and normative professional commitment had a significant impact on these lecturersโ€™ organizational commitment. The result of this study delivers important implications to universities in managing their millennial lecturers so that they can improve their organizational commitment.

Metodeceramah atau preaching method adalah cara menerangkan secara lisan mengenai bahan pembelajaran kepada kelompk pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan dalam jumlah yang relatif besar. Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Bagaimana agar metode ceramah terlaksana lebih efektif? - Kegiatan mengajar dan belajar di ruang kelas berlangsung dalam waktu bersamaan. Saat guru mengajar maka waktu itu pula siswa belajar. Mengajar merupakan kegiatan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui berbagai metode pembelajaran. Aktivitas belajar siswa menerima materi pelajaran sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru. Kegiatan pembelajaran sudah pasti melibatkan aktivitas fisik dan psikis. Hal ini akan membutuhkan kondisi tubuh yang prima. Stamina bagus memungkinkan proses pembelajaran berlangsung dinamis. Metode ceramah Pembelajaran dengan metode ceramah sudah umum diterapkan guru di ruang kelas. Ceramah yang tidak melibatkan siswa sudah pasti menguras stamina guru. Sebab frekuensi aktivitas fisik dan psikis guru lebih tinggi. Pantaslah, guru yang mengajar sekian banyak jam mengajar sehari akan cepat letih dan kurang semangat. Sebaliknya, siswa memerlukan sedikit aktivitas fisik dan psikis akibat metode pembelajaran ceramah satu arah. Siswa lebih banyak melihat dan mendengar guru berceramah di depan kelas, duduk dengan tenang sambil melipat kedua tangan di atas meja. Komunikasi banyak arah Metode ceramah sering dinilai membuat siswa pasif. Itu kalau pola komunikasi berceramah hanya satu arah. Namun metode ceramah yang diterapkan dengan melibatkan siswa secara fisik dan psikis akan meningkatkan kadar keaktifan siswa. Pola komunikasi banyak arah dalam metode ceramah akan mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran. Di sela-sela ceramah, guru dapat melakukan tanya jawab langsung. Begitu pula mengarahkan komunikasi siswa dengan temannya sehingga terjadi interaksi antar siswa. Pengaturan lalu lintas komunikasi oleh guru, akan membuat metode ceramah akan lebih efektif. Di samping itu, penerapan komunikasi banyak arah akan mengurangi resiko terkurasnya stamina guru dalam mengajar. Kesimpulan Metode ceramah dalam pembelajaran berkaitan dengan cara berceramah dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Guru menguasai bagaimana teknik berceramah dan menjaga stamina agar tidak terkuras dalam berceramah. Agar ceramah tidak monoton, guru perlu menciptakan variasi komunikasi banyak arah. Baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan temannya, atau antara siswa dengan sumber belajar yang digunakan. Dengan demikian metode ceramah tidak selalu jelek dipakai dalam menyampaikan materi pelajaran. Yang penting metode ini sesuai dengan karakter materi pelajaran, kondisi ruang kelas dan media yang tersedia di sekolah.
\n\n\n \n ceramah tentang cara belajar efektif
SintakModel Pembelajaran Langsung. Pada model pembelajaran langsung (direct instruction) terdapat lima tahapan atau fase yang sangat penting untuk dilakukan agar pembelajaran berjalan dengan sebagaimana yang diinginkan oleh model ini. Menurut Fathurrahman (2015, hlm. 170) tahapan atau sintak model pembelajaran langsung adalah
๏ปฟ7 Pendirian Membiasakan Nan Efektif Dan Efisien Sparing pagi para petatar hingga mahasiswa merupakan sebuah bagasi sebagai halnya predikatnya misal pelajar. Pelajar yang baik tentunya harus belajar yang baik, belajar yang baik ialah membiasakan yang menghasilkan peningkatan pengetahuan, sikap dan atau keterampilannya. Berlatih pagi para pesuluh hingga mahasiswa ialah sebuah pikulan seperti mana predikatnya seumpama peserta. Murid yang baik tentunya harus sparing yang baik, sparing yang baik adalah belajar yang menghasilkan eskalasi pengetahuan, sikap dan atau keterampilannya. Namun apakah berlatih Anda seumpama pelajar sudah lalu efektif dan efisien? Jika belum, mari simak 7 cara belajar yang efektif dan efisien berikut 1. Lakukan Suasana Belajar nan Nyaman Yang perlu Kamu bagi pertama adalah bagaimana cara membangun suasana belajar yang nyaman. Suka-suka banyak prinsip untuk membuat mood belajar itu unjuk, diantara Beliau dapat membiasakan sambil mendengarkan musik, sparing di ajang-tempat yang nyaman misalnya di taman maupun dipinggir haud, atau diruangan ber-AC 2. Menyingkat Pokok Pendedahan Yah, mencatat taktik-pokok penataran. Kenapa? Karena sekiranya Beliau membaca 1 pokok maka akan butuh masa nan sangat lama kerjakan menyelesaikan. Ambilah intipati dari pelajar tersebut. Hal ini akan membuat fasilitas mengingat dan juga mudah kerjakan memahami inti semenjak penerimaan tersebut 3. Belajar Bersama Metode ini seringkali di katakan metode yg paling efektif karena internal suasana sparing pasuk nan cukup leha-leha pengambil inisiatif menjadi kian rileks menyepakati pelajaran/materi yang akan di serap. Selain itu hal-hal yang belum di ketahui akan lebih mudah di selesaikan dengan bekerja sama. Maka suntuk dipetuakan untuk sparing bersama untuk menghadapi eksamen. 4. Metode mempersingkat atau memodifikasi menyerupai tanda sesuatu Metode ini digunakan untuk sejumlah orang yang kesulitan intern memahfuzkan dengan cara menggunakan nama-merek yang hampir mirip buat mengingat materi. Ini sangat efektif digunakan dan induk bala sangat mudah mengingatnya. 5. Belajar dengan Praktik Belajar sambil praktek adalah hal yang sangat efektif. Yah, Prinsip belajar ini juga akan menciptakan menjadikan Dia tak merasa bosan. Misalnya pelajaran IPA seperti Botani atau Avertebrata, kita bisa sparing simultan menuduh bertaruk-tumbuhan, hewan atau apapun, dengan itu kita bisa membuat sebuah acara belajar menjadi lebih asyik. 6. Berlatih rutin tapi jangan lama Dengan rutin belajar Anda akan semakin mudah untuk menghafal keadaan nan sudah Anda pelajari. yang perlu Ia bakal ialah โ€œbelajar rutinโ€ enggak โ€œBerlebih lama belajarโ€. Seperti sparing saat pagi 45 menit, siang 25 menit, magrib 50 menit, malam 1 jam. Cara ini sangat efetif dan pikiran juga akan tetap dalam kejadian rileks berusul pada harus belajar terlalu lama. 7. Memaklumi Bukan Mengingat Yah, peristiwa yg paling cangap dilakukan maka dari itu pelajar atapun mahasiswa ketika ingin menghadapi ujian adalah menghafal. Sebenarnya lain salah cuman tekor efektif. Lakukan lebih efektifnya adalah mengetahui teorinya maka dengan koteng akan kita pulang ingatan ketika tentamen. Kalau Beliau masih dalam metode membiasakan dengan menghafal, sangat disarankan bakal pindah ke metode mengerti materi. Sumber
YgML5.
  • ktbfb32s60.pages.dev/258
  • ktbfb32s60.pages.dev/350
  • ktbfb32s60.pages.dev/22
  • ktbfb32s60.pages.dev/169
  • ktbfb32s60.pages.dev/72
  • ktbfb32s60.pages.dev/179
  • ktbfb32s60.pages.dev/164
  • ktbfb32s60.pages.dev/111
  • ktbfb32s60.pages.dev/328
  • ceramah tentang cara belajar efektif